PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti umumnya perusahaan – perusahaan lain yang menginginkan kemajuan dan kesuksesan dalam persaingan di dunia industri pakaian jadi, PT. XYZ selalu meningkatkan efisiensi dengan cara menekan biaya produksi tanpa mengesampingkan kepuasan pelanggan serta perusahaan selalu melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) disemua bagian atau departemen sehingga dapat menguntungkan perusahaan. Permasalahan yang sering timbul adalah rendahnya kemampuan lintasan dalam menghasilkan output yang berakibat tidak tercapainya target produksi yang telah direncanakan. Untuk mengatasinya perlu dilakukan penyeimbangan lintasan dengan menggunakan metode keseimbangan lintasan, seperti metode bobot posisi, metode pembebanan berurut, dan metode pendekatan wilayah. Penyeimbangan lintasan sangat penting diterapkan dalam lintasan produksi, khususnya pada perusahaan pakaian jadi yang memproduksi produk masal. Dengan adanya penyeimbangan lintasan, diharapkan lintasan dapat lebih terkendali sehingga mampu menghasilkan output sesuai dengan target yang direncanakan. Dengan melakukan penyeimbangan lintasan dapat mengurangi stasiun kerja yang berarti pengurangan penggunaan sumber daya, tenaga kerja, mesin, listrik dan lain-lain sehingga dapat menekan biaya produksi. Dari ketiga metode keseimbangan lintasan yang terbaik adalah metode pendekatan wilayah karena memiliiki efisiensi lintasan kerja tertinggi yaitu 81,66% dan keseimbangan waktu menganggur terendah, yaitu 18,33% kemudian dibandingkan dengan keseimbangan lintasan pada kondisi awal, masing-masing 53,77% dan 46,23%. Metode bobot posisi masing-masing 78,74% dan 21,26%. Berdasarkan metode keseimbangan lintasan yang terpilih, yaitu metode pendekatan wilayah, maka terjadi perubahan lay out lantai produksi karena berkurangnya stasiun kerja dari 41 stasiun kerja pada kondisi awal menjadi 27 stasiun kerja. Selain itu, dilakukan penyeimbangan lintasan pola aliran dan juga mengalami perubahan dari bentuk zig zag pada lay out awal menjadi bentuk U. Hal ini menyebabkan gerakan melangkah menjadi minimum dan waktu hilang akibat transportasi dapat ditekan