STMI

Artikel Jurnal

    Judul: ANALISA PENYEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI CELANA NIKE STYLE X BERDASARKAN PENGUKURAN WAKTU BAKU PADA PT. XYZ
    Penulis: Benny Winandri, M.Sc, MM
    Jurnal/Volume: Jurnal Teknologi dan Manajemen Volume 12 No 1 Februari 2014
    Abstrak:

    PT. XYZ adalah industri yang memproduksi pakaian jadi. Seperti umumnya
    perusahaan – perusahaan lain yang menginginkan kemajuan dan kesuksesan dalam
    persaingan di dunia industri pakaian jadi, PT. XYZ selalu meningkatkan efisiensi dengan
    cara menekan biaya produksi tanpa mengesampingkan kepuasan pelanggan serta
    perusahaan selalu melakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement) disemua
    bagian atau departemen sehingga dapat menguntungkan perusahaan. Permasalahan yang
    sering timbul adalah rendahnya kemampuan lintasan dalam menghasilkan output yang
    berakibat tidak tercapainya target produksi yang telah direncanakan. Untuk mengatasinya
    perlu dilakukan penyeimbangan lintasan dengan menggunakan metode keseimbangan
    lintasan, seperti metode bobot posisi, metode pembebanan berurut, dan metode pendekatan
    wilayah. Penyeimbangan lintasan sangat penting diterapkan dalam lintasan produksi,
    khususnya pada perusahaan pakaian jadi yang memproduksi produk masal. Dengan adanya
    penyeimbangan lintasan, diharapkan lintasan dapat lebih terkendali sehingga mampu
    menghasilkan output sesuai dengan target yang direncanakan. Dengan melakukan
    penyeimbangan lintasan dapat mengurangi stasiun kerja yang berarti pengurangan
    penggunaan sumber daya, tenaga kerja, mesin, listrik dan lain-lain sehingga dapat
    menekan biaya produksi. Dari ketiga metode keseimbangan lintasan yang terbaik adalah
    metode pendekatan wilayah karena memiliiki efisiensi lintasan kerja tertinggi yaitu
    81,66% dan keseimbangan waktu menganggur terendah, yaitu 18,33% kemudian
    dibandingkan dengan keseimbangan lintasan pada kondisi awal, masing-masing 53,77%
    dan 46,23%. Metode bobot posisi masing-masing 78,74% dan 21,26%. Berdasarkan
    metode keseimbangan lintasan yang terpilih, yaitu metode pendekatan wilayah, maka
    terjadi perubahan lay out lantai produksi karena berkurangnya stasiun kerja dari 41 stasiun
    kerja pada kondisi awal menjadi 27 stasiun kerja. Selain itu, dilakukan penyeimbangan
    lintasan pola aliran dan juga mengalami perubahan dari bentuk zig zag pada lay out awal
    menjadi bentuk U. Hal ini menyebabkan gerakan melangkah menjadi minimum dan waktu
    hilang akibat transportasi dapat ditekan

    Kata Kunci: Keseimbangan Lintasan
    Isi: