Setelah krisis ekonomi tahun 1997, pertumbuhan Besar dan Menengah Industri (MBI) telah melambat. Perspektif bisnis kembali ke UKM. Sementara itu, masalah produk karet UKM, beberapa dari mereka, telah dikenal sebagai inovasi teknologi yang lambat, pertumbuhan output yang lambat (produktivitas) dan kurangnya modal kerja. Untuk menjaga persaingan di pasar, produk karet UKM harus menemani beberapa strategi, untuk bertahan hidup di pasar dan memiliki posisi tawar. Tulisan ini hanya membuat rekomendasi model untuk mengoptimalkan pertumbuhan produk karet UKM. Penyebaran dan difusi MBI sebagai pemimpin untuk produk karet UKM sebagai pengikut dapat dilakukan dengan membuat beberapa asumsi yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Dengan melakukan ini, produk karet UKM dapat meningkatkan fungsi mereka dalam perekonomian dan dengan demikian, mereka akan memiliki pasar yang aman untuk mendukung ekonomi dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkatkan parameter produktivitas dapat diimplementasikan dalam beberapa cara. Pertumbuhan investasi, pengembalian modal, jam kerja, dan pertumbuhan kualitas sumber daya manusia dapat mempertahankan sebagai mesin pertumbuhan untuk produk karet UKM. Untuk melakukan hal ini, mereka bisa lakukan melalui dibangkitkan dari tabungan, inflasi yang lebih rendah dan biaya riil melalui pengembangan policy.The pemerintah industri tidak boleh dipaksakan hanya melalui MBI. Partisipasi produk karet UKM harus dalam perspektif pemerintah. Seperti telah disebutkan di atas, pertumbuhan keberlanjutan produk karet UKM harus terintegrasi dengan pertumbuhan MBI. Pemerintah harus menyadari bahwa sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di sektor ini, sehingga pertumbuhan sektor ini akan menjadi mesin lokomotif ekonomi rakyat.
