Selama ini, sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan masyarakat berasal dari fosil, baik dari batubara maupun minyak bumi. Seperti yang telah diketahui, sumber energi ini memiliki jumlah yang terbatas sehingga akan semakin menipis jika diekploitasi secara terus-menerus demi kepentingan manusia. Sampah plastik menjadi ancaman serius bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan benar. Salah satu upaya untuk mengelola sampah plastik menjadi produk yang bernilai adalah mengubah sampah plastik menjadi sumber energi baru. Proses perombakan sampah plastik menjadi energi dikenal dengan istilah cracking atau perengkahan. Perengkahan yang terjadi pada plastik merupakan pemutusan ikatan rantai karbon penyusun plastik. Plastik tersusun atas molekul hidrokarbon yang berasal dari fraksi minyak bumi. Pada proses konversi sampah plastik menjadi sumber energi, katalis memegang peranan penting. Katalis digunakan untuk menurunkan energi yang terjadi pada proses cracking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen hidrokarbon dari hasil perengkahan sampah plastik HDPE dan PP. Hasil dari penelitian ini adalah perengkahan sampah plastik jenis PP menghasilkan hidrokarbon dengan panjang rantai yang lebih pendek dibandingkan dengan hidrorabon hasil perengkahan sampah plastik jenis HDPE. Komposisi fraksi gasoline dari perengkahan sampah plastik jenis HDPE menghasilkan 40,26% gologan parafin, 53,41% golongan olefin, 4,21% golongan naften dan 2,12% golongan aromatik. Sedangkan komposisi fraksi gasoline dari perengkahan sampah plastik jenis PP menghasilkan 2,48% gologan parafin, 82,42% golongan olefin, dan 15,10% golongan naften. Bahan bakar hasil perengkahan plastik PP memiliki angka oktan yang lebih tinggi dibandingkan bahan bakar hasil perengkahan plastik HDPE.
